Seorang senior di organisasi mencari saya di sela-sela acara kunjungan. Beliau ingin khusus menyampaikan keberatannya ke saya terkait cara komunikasi saya yang dia anggap kurang pantas.

“Ded, jangan begitu, bagaimanapun yang kamu hadapi itu semua senior, lebih tua. Jangan ngomong begitu. Ditahan sedikit ya…”

Cara menyampaikannya santai. Seperti abang berbicara ke adik.

Ego saya tergelitik sedikit, but I accepted his advice. Saya setuju cara saya tidak elegan.

Saya belajar dari kejadian itu.


Fast forward ke 2 tahun setelah kejadian itu. Saya bersama senior itu sedang sarapan pagi. Bergabung juga beberapa pengurus lain yang lebih senior di sana.

“Bro, kemarin itu seharusnya kamu gak perlu begitu. Ga penting kamu ucapkan kalimat itu. Posisi mereka jadi di atas angin lho akibat tindakan kamu”.

Senior yang dulunya keberatan dengan cara komunikasi saya, di hari itu, diingatkan cara komunikasinya oleh seniornya.


Saya kaget tapi juga dengan cepat menyadari, kalo di setiap tahapan hidup, selalu ada hal baru yang orang lain akan ajarkan ke kita.

Yang mengerti, mengajari yang baru. Yang paham, membuka pikiran yang belum. Hari ini kita belajar, besok kita mengajar. Siklus yang tidak akan berhenti.