Thoughts & Memories of Small Retirements Throughout Life.

Pengalaman Merayakan Waisak di Candi Borobudur

Sudah 3 tahun lamanya saya ingin mengikuti perayaan waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Baru tahun 2015 niat itu terlaksana dan blog ini baru ditulis 2016. Amazing how i like to procrastinate huh? 😀

Saat itu, saya tidak tau apa yang harus dipersiapkan untuk perayaan Waisak. Baca online ada beberapa referensi tapi tidak terlalu jelas juga. Dengan alasan itu, saya ingin berbagi tulisan ini mudah-mudahan bisa menambah referensi yang ingin kesana. Mungkin beberapa info tidak terlalu relevan lagi tahun ini. Please double check yah.

Detik-Detik Waisak

Penting untuk tau dengan pasti jam berapa detik-detik Waisak di tahun kamu ikutan. Tahun 2015, jatuh pada jam 23:18:43 wib. Biasanya itu adalah acara puncak dari keseluruhan peringatan. Acara lain, at least buat saya, tidak lebih penting dari detik-detik Waisak itu. 😀 Cek juga run down acara dari website resmi penyelenggara. Biasanya bisa dilihat di www.walubi.or.id.
Dengan begitu, you can plan accordingly.

Tour & Travel

Kebetulan saya berangkat sendiri. Jadi mengambil paket tour adalah opsi paling mudah dan murah. Kebayang harus menyewa mobil atau motor. Hanya untuk sendiri. It’s not efficient for me. Belum lagi acara baru selesai dini hari. Gak kebayang kalo harus nyari transport dini hari. Pasti gak ada! 😀

Saya search online dan menemukan “Desa Tour & Travel Jogja” diantara penyelenggara lainnya yang menawarkan paket tour untuk Waisak 2015. Saya tidak yakin akan reputasi mereka. Jadi saya fokus mencari di google dengan kata kunci “Desa Tour Jogja mengecewakan” atau bahkan “Desa Tour Jogja penipu”. Hahaha. Ternyata saya tidak menemukan komplain apapun di Internet.

Lega dengan tetap sedikit was-was, saya mempercayakan trip saya ke mereka. Biayanya Rp 395.000,- saat itu. Sudah termasuk: transport (pick-up from Hotel and back), tour guide, lunch box, mineral water dan participant card. Pembayaran harus dilakukan langsung untuk mengkonfirmasi kalo kita pasti ikut. My experience with Desa Tour had been a good one.

Saya berangkat dari Pekanbaru tanggal 1 Juni 2015. Acara Waisak itu besoknya tanggal 2 Juni 2015.

Hotel

You have options to stay near the venue. Ini saya ketahui dari teman-teman yang saya kenal di acara. Ada penginapan murah di sekitaran candi yang bisa jadi pilihan. Saya sendiri tinggal di hotel deket Keraton. Soalnya setelah selesai acara, saya kepikiran pengen explore kota Jogja lagi.

What to Wear & Things to Bring

Cek prakiraan cuaca di hari H. Jogja can be very hot eventho rain is very much expected too!
Kenakan pakaian yang nyaman tapi tetap sopan. Seperti layaknya kita akan mengunjungi tempat ibadah.

Saya membawa tas ransel yang berisi:

  • 1 baju kaos ganti (which I didnt use at the end),
  • handuk kecil (very useful because i sweat when walking),
  • smartphone secondary cadangan (just in case yang primary habis batere/rusak/hilang sinyal). HP cadangan ini saya matikan. Hanya saya ON kan jika nanti dibutuhkan.
  • Powerbank yang terisi full. Acara akan seharian dari pagi sampe dini hari. Pasti banyak menggunakan kamera juga.
  • Air minum buat persediaan. For me, it is mineral water and a bottle of vitamin C drink.

Saya tidak membawa payung atau jas hujan. Cuma berharap tidak hujan saja saat acara. hahaha. Which i was wrong. It rained! Untungnya tidak deres. Hanya gerimis-gerimis malu aja.

Jangan lupa membawa alas untuk tempat duduk. Memang disediakan tikar disana, tapi hujan membuatnya basah dan saya tidak membawa apa-apa. Akhirnya saya menduduki sepatu saya. 😀

Food

Makanan di Candi Borobudur sangat minim. Setau saya (setelah bertanya ke Panitia dan Polisi yang bertugas) tidak ada restoran di dalam kompleks Candi. Saya hanya mendapatkan makan siang dari pihak tour. Memang paket tour tidak termasuk makan malam. Trus makan malam gimana? Saya hanya makan 2 bungkus bihun goreng seukuran bungkusan nasi kucing dan Pop Mie dari ibu-ibu penjaja makanan disana. Itupun habis diserbu peserta dan banyak yang gak kebagian.

Saya kebetulan punya jadwal makan yang teratur. Jadi begitu tiba waktunya, sudah otomatis mencari makanan. hahaha. Jadi masih kebagian. So, saran saya, jika bisa membawa bekal, make sure you have them with you.

Other Things to Know, Prepare & Expect

Beberapa hal yang perlu jadi catatan:

  • Selalu bertanya dan mencari tau. Ini penting. Soalnya acara akbar sebesar ini tidak (selalu) ada pemberitahuan resmi soal aturan, kapan acara berikutnya akan dimulai dan dimana. Perubahan bisa terjadi. So, dont just sit and wait. Find out!
  • Kenali nama dari tempat-tempat di kompleks Candi Borobudur untuk tau dengan pasti meeting point dengan teman-teman satu tour. Kalo perlu foto peta candi!
  • Simpan dengan baik nomor HP tour guide! Kalo perlu add bbm, LINE, whatsapp-nya. You need him.
  • Peserta tidak hanya dari kalangan umat Buddha, saya berbicara dengan teman-teman dari agama lain yang mengikuti langsung prosesi perayaan ini. Mereka tertarik untuk menjadi bagian dari acara dan menyaksikan sendiri seluruh prosesnya.
  • Perayaan biasanya dimulai dari Candi Mendut.
  • Jalan kaki dari Candi Mendut ke Candi Borobudur butuh waktu sekitar 1 jam.
  • Seluruh aliran agama Buddha hadir disana. Di Candi Mendut, mereka punya tenda-tenda yang terpisah.
  • Dapatkan undangan/pass peserta dengan membawa bukti KTP bahwa Anda beragama Buddha. Ini penting karena ada beberapa kegiatan yang hanya boleh diikuti orang yang punya undangan/pass.
    Prosedurnya yang saya dengar di Candi Mendut itu simpang-siur dan tidak jelas sebenarnya. Pihak tour pun kebingungan soal ini. Kami hanya diberikan kartu akses masuk Candi Borobudur. Dari yang saya baca & dengar di Candi Mendut, undangan/pass hanya diberikan buat rombongan dari Vihara yang sudah terdaftar sebelumnya (I did not confirm this).
    Akhirnya saya bertanya-tanya dan salah satu cara mendapatkannya adalah dengan menyumbang untuk perayaan lampion sekaligus untuk mendapatkan kertas berupa undangan. I got it.
  • Di Candi Borobudur, seluruh aliran diberikan waktunya untuk berdoa secara bergantian. It was a very long praying, I should say. Saya hanya ikut berdoa bareng aliran Mahayana dan Theravada saja. Sisanya saya tidak mengerti. Haha.
  • Karena acaranya seharian dari pagi sampe dini hari, badan mudah lelah. Saya sendiri tidak merasakan “kesakralan” acara lagi di saat malam tiba. Sudah terlalu cape untuk bisa fokus. May be it is just me.
  • Saya mendengar komplain dari banyak peserta atas pengaturan yang dibuat panitia. Buat saya, ini event besar, pasti ada aturan yang dibuat dan tidak semuanya akan setuju. Sebagai peserta, ikuti saja prosedurnya dan jika ada yang kurang berkenan, bersabar saja. Menangani ribuan manusia itu gak mudah lho. Enjoy!
  • Ada kemungkinan tidak bisa ikut menyalakan dan menerbangkan lampion. Seperti yang terjadi pada saya. Haha. Kenapa? Karena ada ribuan manusia berusaha melakukan itu. Untuk masuk ke tempat lampion saja susah. Let alone doing it. Tapi menyaksikannya saja sudah sangat menyenangkan kok. 😀

Saya tertidur pulas sesampainya di Hotel jam 4 pagi. Bangun sekitar jam 10 dan siap-siap untuk pindah hotel. Sempat berkenalan dengan teman-teman baru dari Malang sesaat sebelum Bapak Presiden Joko Widodo hadir dan memberikan sambutan. Btw, I managed to shake his hand. I was among the crazy crowd trying to reach him. Hahaha.

Pulang ke Pekanbaru, I proudly scratched off one of my Bucket List.
Overall, I am glad I did it.

So, Waisak tahun 2016 jatuh di tanggal 22 Mei. Sudah beli tiket ke Jogja?

« »