“Ya Ndak Tau, Bukan Urusan Saya”


Beberapa tahun lalu, adik dan 2 adik ipar saya pergi ke sebuah Rumah Sakit swasta untuk keperluan medical checkup. Ketika pengambilan sample darah, petugas meminta mereka bertiga untuk tidak pergi dulu setelah selesai. Satu botol kecil darah telah diberi label datanya oleh si petugas.

Setelah duduk beberapa saat tanpa kejelasan, si petugas menerima telepon dan mengulang proses pengambilan darah. Yes, mengulang proses dari awal.

Pagi itu, 3 orang pasien ditusuk jarum 2 kali.

Petugas mengambil 2 botol darah secara terpisah.


“Apa yang terjadi?”

Kejadian aneh ini akhirnya mereka laporkan ke pihak manajemen Rumah Sakit. Baru pertama kali, medical checkup, mereka perlu sampai 2x mengulang proses pengambilan darah. Seharusnya 1x saja cukup untuk 2 botol sample darah.

Ternyata, petugas pengambilan darah (bagian lab) telah menyadari kesalahan dari petugas lain (front office) yang hanya menuliskan 1 botol saja. Dia tau bahwa untuk medical checkup ini, diperlukan 2 botol sample.

Si petugas ini memilih diam dan menunggu. Meminta pasien ikut menunggu.

Si petugas ini memilih sikap “bukan urusan saya” dan menunggu. Merugikan pasien yang ga tau.

Si petugas ini memilih untuk tidak mengkonfirmasi dan menunggu. Membuat pasien harus kembali ditusuk untuk mengambil darah baru.

Si petugas ini memilih pura-pura bego, padahal sudah tau.

Si petugas ini memilih procedure ketimbang common sense.


Kejadian ini sungguh disayangkan. Tidak fatal tapi bisa ditangani dengan lebih baik. Jauh lebih manusiawi.

Bekerja sesuai prosedur, dapet poin +100.

Bekerja menggunakan prosedur, logika, empati, simpati, dengan hati, dengan ikhlas, dengan cerdas, dapet poin +1.000.000.