“Mau beli rokok, ke”, kata seorang pembeli di toko kelontong milik papa saya.

“Ke” adalah singkatan dari “toke”, sebutan kampung untuk “bos” yang berasal dari kata “thau ke” dalam dialek Hokkien.

Mendengar itu, papa saya langsung bertanya…

“Rokok apa?”
“Samsu, ke”
“Berapa?”
“Satu”
“Satu apa? Satu batang? Satu bungkus? Satu selop?”
“Satu batang, ke”


Sambil ngasih kembalian, papa biasanya akan mengedukasi.

“Rokok itu ada banyak. Kalo mau belanja, langsung aja ngomong, mau beli rokok apa dan berapa banyak. Jadi jelas, tidak perlu lagi saya bertanya panjang lebar”

Biasanya disertai dengan senyuman karyawan PT Siak Raya Timber yang belanja.


Saya yang berdiri di sebelah papa sejak tadi, jadi belajar banyak mengenai mindset ini.

Di berbagai urusan kita dengan orang lain, kalo kita perhatikan, banyak kejadian serupa yang sebenarnya bisa kita “improve“.

Hanya dengan memberikan informasi lengkap di awal, we can save a lot of unnecessary interactions, save time, much less hassle, everybody happy, we can all continue our precious life. 😆


Bentar ya, barusan ada WA masuk dari client, isinya

“Bro, aplikasi mu error nih…”