Well, saya udah di Jakarta for like countless times dan for the past 8 months, i have been visiting this city more often than the last 5 years combined.

Kegiatan di Jakarta selalunya butuh kesana kemari dan satu-satunya musuh adalah KEMACETAN. Apalagi kalau hujan.
Blog post ini tentang cara meminimalisir kemacetan dari kacamata a geek like me (which of course masih perlu diuji). Menurut saya semuanya cukup simple dilakukan.

Garis Pembatas Lajur Jalan
Beberapa ruas jalan yang saya lalui di Jakarta, ga ada garis putih yg membatasi lajur kiri, tengah dan kanan. Dgn garis, at least ketika ada mobil yg berada di tengah garis, akan merasa aneh dan kembali ke lajurnya. Well, saya nyetir ikut garis sih ya, mudah2an yg lain juga.

Jarak Antar Mobil Saat Macet
Banyak mobil yg ga merasa perlu maju lebih dekat ke mobil di depannya saat macet. Ngebiarin jarak kadang bahkan hampir 1 meter dengan mobil depan. Padahal, dgn majuan dikit, bisa jadi di belakang sana, simpul macet bisa terurai.

Bikin Kotak Kuning di Persimpangan
Kotak Kuning atau ‘box junction’ harus dibuat di persimpangan untuk mengatur kepadatan lalu lintas supaya masih tetap bisa flow. Di search aja yah kata ‘box junction’ di google.

Research Sebelum Jalan
Google Map (or waze) itu useful. banget. Jadi kalau mayoritas pengendara di Jakarta researching their route sebelum berangkat, setidaknya rute macet bisa dihindari (jadi ga ikut nambah kemacetan) dan yang terpenting bisa cari jalan tikus.
Dengan research saya bisa memotong 3/4 jalan gunawarman yg super macet. Lewat jalan tikus (yang lebar banget) dan SEPI! Mungkin banyak yg ga tau jalan itu.

Perbanyak Petugas
Pemerintah harus menurunkan banyak petugas di wilayah rawan macet dan pada jam kritis macet. Petugas yg ngerti cara ngatur traffic. Apalagi kalo hujan, sering ga keliatan petugas di jalanan. *sigh*

Gunakan Smart Traffic Light
Bukan lampu merah standard yang waktunya udh cuman segitu. Rata ga mikirin traffic real di jalanan. Errr ini mungkin investasinya ga minimalis ya, tapi bertahap saja. Undang yg punya teknologi dan mulai diterapkan di ruas2 jalan yg rawan macet.

Pembatas Jalan Fleksibel
Yang sering lewat pangeran antasari baik dari TB simatupang maupun arah sebaliknya pasti tau kalo sore menjelang malam, arah ke TB simatupang padat sepadat2nya, sedangkan sisi satunya lagi, kosong sekosong2nya.
Seandainya pembatas jalan bisa dibuat fleksible jadi bisa sisi jalan kiri bs diperlebar, yg kanan dipersempit.

Selain saran diatas, tentunya etika berkendara, mematuhi aturan, sharing/nebeng, dll juga berperan mengurai kemacetan Jakarta.

What do you think?