Hari ini tepat 10 hari sejak saya kembali dari perjalanan ke Viet Nam. Entah mengapa, trip kali ini memberikan saya terlalu banyak kisah perjalanan yang tidak bisa saya lupakan. Selalu melintas di ingatan mencari perhatian.

Ditemani segelas teh jasmine yang saya bawa dari kota Ha Noi, pagi ini, ingatan tentang Scott, seorang bule dari Aussie, membuat saya tersenyum. Pria berusia hampir 40 tahun ini penuh energi, supel dan punya cerita yang menarik. Malam itu dia benar-benar berbaur dengan hampir semua turis yang ada di Galaxy Premium, nama cruise dimana kami semua menikmati indahnya Ha Long Bay.

Saya sedang bersandar di sisi kapal di deck paling atas, sedikit menjauh dari turis lain. Memandangi tenangnya perairan malam ditempat kapal kami menurunkan jangkarnya dan melihat siluet perbukitan yang diterangi oleh cahaya kota Ha Long dari kejauhan.
Memalingkan wajah, saya bisa melihat gemerlap lampu-lampu kota Ha Long di sisi lain.

Saya menarik nafas dalam-dalam ingin merasakan dan mengingat udara malam disini. Tidak jelas bagaimana, tetapi sering kali, ingatan saya tentang sesuatu, seseorang, sebuah tempat, muncul ketika saya bernafas dan menghirup udara yang mirip dengan yang saya pernah rasakan. Saya akan terlempar balik ke masa lalu dan memutar kembali bagian kenangan itu.
Strange enough, I know, but that’s one way my brain keeps memories, I guess.

Dari bagian deck yang lebih gelap, saya melihat seseorang mendekat, tangannya memegang kaleng beer 333 dan di dadanya menggantung sebuah kamera DSLR berlensa panjang. Saya membalikkan badan dan menunggu dia mendekat.
Well, saya mungkin bukan orang yang friendly dan bisa ngobrol lepas dengan semua orang. Di situasi seperti ini, otak saya secara otomatis mencari topik, mencari pertanyaan, menyiapkan jawaban dan mencari alasan untuk pergi jika percakapan menjadi tidak lancar. Introvert sekali ya… 🙂

Hello!“, saya menyapa duluan. Sambil bersalaman kami berkenalan.
Scott, from Sydney, Australia and I’m sure you have met my girlfriend, Tram“, bule yang mukanya sedikit memerah karna alkohol ini menjelaskan.
Yeah, I have seen her a while ago at wine party. Haven’t got a chance to talk, tho.“, saya menjawab sambil melihat beberapa teman lain di deck kapal bawah sedang memancing.

Wine Party di sore hari. Terlihat Tram (paling kiri sedang melihat HPnya), manager kapal dan Fernando dari Peru. Scott ga tau sedang dimana.
Wine Party di sore hari. Terlihat Tram (paling kiri sedang melihat HPnya), manager kapal dan Fernando dari Peru. Scott ga tau sedang dimana.

She is my new girlfriend. I met her a few days ago.“, dengan senyum antara bangga dan malu-malu Scott memberitahu saya.
Oh wow, how did you manage to get her? I wish I can have a vietnamese girlfriend too“, saya antusias.

Scott tidak menjawab pertanyaan saya, dia hanya tersenyum sambil menegak beer di tangannya. Entah berapa kaleng yang sudah dia habiskan malam itu. Semakin lama mukanya semakin memerah.

Ini adalah liburan pendek Scott ke Asia. Dia cuti dari pekerjaannya selama 1 minggu untuk berlibur. Yang saya ingat, dia mengatakan bekerja di perusahaan yang menyediakan peralatan untuk pemadam kebakaran dan paramedis. Dia juga mengatakan pekerjaannya menyenangkan karena dia merasa ikut andil menyelamatkan nyawa orang lain. 🙂 A good way to put it, Scott!

Setelah menegak birnya agak lama hingga habis sampai tetes terakhir, Scott berkata, “It’s very easy.
Saya memberi ekspresi tanda tidak mengerti apa yang dia bicarakan.
You know, finding a vietnamese girlfriend.“, tiba-tiba kami kembali ke topik awal tadi. 😀

With his smirkly smile, Scott memelankan suara sambil melirik kanan kiri,
It’s vietnamesecupid dot com“.
Sorry?“, saya tidak siap dengan apa yang dia katakan.

Yes, I met Tram at vietnamesecupid dot com. don’t tell anyone, okay?“, Scott tertawa.
I see...”, saya ikut tertawa.
So, are you gonna bring her back to Australia?“, tanya saya kepo.
Well, I dont know, we’ll see about it.“, Scott menjawab seadanya sambil tertawa lepas.

Tram adalah seorang wanita Viet Nam yang masih muda banget, mungkin baru menginjak usia 20 tahun. Kehilangan orang tuanya dan saat ini hidup dan membantu usaha neneknya di Ha Noi. Kakak perempuan Tram menikahi bule dan punya kehidupan yang lebih baik. Saya menduga, Tram juga ingin mengikuti jejak kakaknya.
Scott looked like a good man, but for him to marry Tram, I guess, it might need more than a trip to Ha Long. 🙂

Saya memalingkan wajah kembali ke siluet bukit yang diterangi cahaya ungu kota Ha Long. Malam itu memang tidak terlihat bulan di langit karena awan begitu tebal.

Sambil menikmati suasana tenang,
I remember whispering to myself, “vietnamese cupid dot com“.